Belajar Tata Busana di Pondok Pesantren Ar-Rosyidiyah: Mendidik Santri Menjadi Mandiri dan Terampil
Di tengah era modern yang menuntut kemandirian dan kreativitas, Pondok Pesantren Ar-Rosyidiyah tidak hanya fokus dalam membekali santri dengan ilmu agama semata, tetapi juga keterampilan hidup yang bermanfaat, salah satunya melalui program pembelajaran Tata Busana. Di balik kesederhanaan kegiatan menjahit, tersimpan nilai pendidikan karakter, ketekunan, hingga peluang usaha yang bisa menjadi bekal masa depan.
Mengajarkan Kemandirian Melalui Jarum dan Benang
Program tata busana di Pondok Pesantren Ar-Rosyidiyah bukan sekadar kegiatan ekstrakurikuler, melainkan bagian dari pembentukan pribadi santri yang mandiri, kreatif, dan produktif. Kegiatan ini menjadi wadah bagi santri, khususnya santriwati, untuk belajar mengenal dunia fashion Islami, cara merancang pakaian, hingga menjahit dan menyelesaikan busana secara mandiri.
Santri diajarkan bahwa tangan yang produktif dan terampil adalah anugerah yang harus dimanfaatkan untuk kebaikan. Sesuai dengan sabda Rasulullah ﷺ:
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain.”
(HR. Ahmad)
Apa Saja yang Dipelajari?
Dalam kelas Tata Busana, santri diajarkan berbagai keterampilan mulai dari dasar hingga tingkat lanjut secara bertahap dan sistematis. Berikut adalah tahapan pembelajaran yang diberikan:
1. Mengenal Alat dan Bahan Menjahit
- Mengenal jenis kain (katun, sifon, linen, drill, dll)
- Fungsi gunting, meteran, jarum, benang, mesin jahit, dan alat bantu lainnya
- Teknik dasar keselamatan saat menjahit
2. Membuat Pola Dasar
Santri diajarkan membuat pola dasar baju seperti:
- Pola rok
- Pola atasan (blus, tunik)
- Pola gamis atau busana muslimah
- Penyesuaian ukuran berdasarkan bentuk tubuh
Mereka belajar menggambar pola di atas kertas khusus (polap), mengukur dengan cermat, dan memahami istilah teknis dalam dunia fashion seperti kampuh, obras, kelim, dan sebagainya.
3. Teknik Memotong Kain
Memotong kain sesuai pola merupakan langkah penting. Santri diajarkan teknik agar potongan tidak meleset dan tetap presisi. Latihan ini menanamkan ketelitian dan kesabaran.
4. Menjahit Manual dan Mesin
- Menjahit dengan tangan (hand stitch)
- Penggunaan mesin jahit listrik dan pedal
- Finishing dan perapihan hasil jahitan
- Membuat aksesoris seperti renda, pita, bordir manual
5. Proyek Akhir: Membuat Busana Sendiri
Setiap santri diberi tantangan membuat busana utuh, mulai dari desain, pemilihan kain, pembuatan pola, pemotongan, hingga menjahit dan finishing. Hasilnya sering dipamerkan dalam acara internal pondok.
Nilai Pendidikan yang Terselip dalam Jahitan
Kegiatan menjahit bukan hanya tentang membuat pakaian. Dalam setiap tusukan jarum, santri belajar:
- Disiplin dalam mengikuti setiap proses
- Kesabaran menghadapi kegagalan atau kesalahan jahit
- Kreativitas dalam merancang busana yang sopan dan anggun
- Rasa syukur karena bisa membuat pakaian sendiri
- Kepercayaan diri untuk memakai hasil karyanya sendiri
“Sesungguhnya Allah menyukai hamba yang apabila bekerja, ia menyempurnakan pekerjaannya.”
(HR. Thabrani)
Mengasah Potensi, Membuka Peluang Usaha
Program ini juga menjadi langkah awal membuka wawasan kewirausahaan. Banyak santri mulai tertarik untuk membuka jasa menjahit atau membuat label busana sendiri setelah lulus nanti. Bahkan sebagian santri sudah menerima pesanan sederhana seperti masker kain, baju anak, atau jilbab syar’i buatan tangan mereka sendiri.
Pondok memberikan dukungan berupa:
- Bimbingan teknis dari guru yang kompeten
- Fasilitas ruang jahit dan mesin
- Pameran hasil karya santri
- Kegiatan bazar atau market day
Membangun Santri yang Siap Terjun ke Masyarakat
Pendidikan di Pondok Pesantren Ar-Rosyidiyah tidak hanya membentuk santri menjadi faqih fiddin (ahli agama), tetapi juga faqih fil hayah (ahli dalam kehidupan dunia). Melalui kegiatan tata busana, santri diajarkan bahwa bekerja dengan tangan sendiri adalah bagian dari ibadah, terlebih jika hasilnya memberi manfaat bagi orang lain.
Sebagaimana pesan Rasulullah ﷺ:
"Tidaklah seorang pun memakan makanan yang lebih baik dari hasil kerja tangannya sendiri."
(HR. Bukhari)