Apr 14, 2025 • Kabar Pondok

Pembacaan Aqidatul Awam Sebelum Melaksanakan Kegiatan di Pondok Pesantren Ar-Rosyidiyah

cover thumbnail

 Pembacaan Aqidatul Awam Sebelum Melaksanakan Kegiatan di Pondok Pesantren Ar-Rosyidiyah

 
Di tengah hiruk pikuk dunia yang semakin sibuk, Pondok Pesantren tetap menjadi tempat yang teduh untuk menanamkan nilai-nilai keimanan, adab, dan ilmu agama. Di Pondok Pesantren Ar-Rosyidiyah, salah satu tradisi yang terus dijaga hingga kini adalah pembacaan Aqidatul Awam sebelum memulai aktivitas harian. Sebuah amalan yang sederhana, namun penuh makna dan sarat dengan pelajaran akidah yang dalam.
 

Apa Itu Aqidatul Awam?

 
Aqidatul Awam adalah sebuah nazham (syair) akidah yang ditulis oleh seorang ulama besar, Syekh Ahmad al-Marzuqi al-Maliki, sekitar abad ke-13 Hijriah. Nazham ini memuat ringkasan akidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah dalam bentuk bait-bait syair yang mudah dihafal oleh para santri, terutama yang masih kecil atau awam (karena itu disebut “Aqidatul Awam”).
 
Terdiri dari sekitar 57 bait, nazham ini mengajarkan dasar-dasar keimanan:
 


 

Mengapa Dibaca di Pondok Pesantren Ar-Rosyidiyah?

 
Di Pondok Pesantren Ar-Rosyidiyah, pembacaan Aqidatul Awam adalah rutinitas penting sebelum memulai kegiatan harian seperti belajar, mengaji, atau kegiatan kepondokan lainnya. Hal ini bukan sekadar rutinitas, namun juga bentuk tazkiyah an-nafs (penyucian jiwa) dan upaya menjaga kemurnian akidah.
 
Tujuannya antara lain:
 

  1. Menanamkan Aqidah Sejak Dini
    Santri sejak kecil dibiasakan mengenal Allah dan Rasul-Nya secara benar melalui hafalan dan pemahaman bait-bait aqidah.
  2. Mengawali Kegiatan dengan Dzikir dan Ilmu
    Membaca nazham ini merupakan bentuk dzikir dan perenungan, menjadikan setiap aktivitas sebagai ibadah.
  3. Menjaga Warisan Ulama
    Tradisi ini juga bagian dari menjaga khazanah keilmuan para ulama terdahulu yang telah menulis karya-karya besar untuk umat.


 

Apakah Wajib?

 
Pembacaan Aqidatul Awam tidak wajib secara syariat, namun ia sangat dianjurkan dalam konteks pendidikan pondok pesantren. Kewajiban yang sebenarnya adalah memahami dan meyakini isi kandungannya, karena itu berkaitan langsung dengan rukun iman dan keselamatan akidah.

Namun secara adab dan tradisi pondok, pembacaan ini menjadi amalan wajib yang mengikat secara kebiasaan (urf) dan aturan internal pesantren.
 
Sebagaimana dikatakan oleh ulama:
 

“Kebiasaan baik yang dilakukan terus-menerus dalam pendidikan dan dakwah, ketika ditinggalkan maka akan menghilangkan keberkahan.”
 (Ibnu Jama'ah, dalam Tadzkiroh as-Sami')


 

Keutamaan Membaca Aqidatul Awam

 

  1. Menjadi Tameng dari Penyimpangan Akidah
    Di zaman penuh fitnah, bait-bait Aqidatul Awam menjaga santri dari pemahaman menyimpang tentang Allah, Rasul, dan iman.
  2. Memudahkan Pemahaman Ilmu Tauhid
    Dalam bentuk nazham, isi akidah lebih mudah dihafal dan difahami, terutama untuk anak-anak dan santri pemula.
  3. Mengikat Ilmu dan Adab Sejak Awal
    Sebelum belajar fiqih, nahwu, atau tafsir, akidah harus ditanam kuat agar ilmu tidak salah arah.
  4. Mendapat Pahala karena Mengingat Allah dan Rasul-Nya
    Membaca tentang sifat Allah dan kisah para Nabi termasuk bentuk dzikir yang berpahala besar.


“Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah akan mudahkan jalannya menuju surga.”
(HR. Muslim)


 

Makna Mendalam dari Setiap Baitnya

 
Aqidatul Awam bukan hanya kumpulan kata-kata. Ia adalah muatan aqidah yang dijadikan puisi agar masuk ke dalam hati santri. Setiap bait adalah pengantar mengenal Allah:
 


Dengan membaca dan menghafalnya setiap hari, santri akan membentuk pola pikir tauhid, sehingga mereka tumbuh menjadi generasi yang yakin, tegas dalam iman, dan tidak mudah goyah saat menghadapi ujian kehidupan.
 
 

Penutup: Melanjutkan Tradisi, Menjaga Aqidah

 
Pembacaan Aqidatul Awam sebelum kegiatan di Pondok Pesantren Ar-Rosyidiyah bukan hanya rutinitas. Ia adalah ruh dari pendidikan pondok, pondasi bagi setiap ilmu yang dipelajari, dan tameng bagi generasi yang akan datang.
 
Melalui bait-bait yang terdengar sederhana itu, santri diajak menyelami lautan akidah Islam yang bersih, kokoh, dan selamat dari fitnah zaman.
 
Mari terus jaga dan lestarikan tradisi ini. Karena siapa yang menjaga aqidah, maka Allah akan menjaga hidupnya, dunia dan akhirat.
 

"Barang siapa yang menjaga agama Allah, maka Allah akan menjaga dia."
(HR. Ahmad)

 

Artikel Lainnya